Top Menu

Monday 3 May 2010

Selamat Tinggal Stagnasi

Iklim musik pop mainstream Indonesia sangat meriah pada 2009. Band-band pop ternama tak terhitung hilir-mudik. Kemeriahan itu kian menjadi-jadi dengan merebaknya band-band baru dengan warna seragam: pop (rasa) Melayu.
Itu bermula dari Kangen Band yang diambil Warner dari lembah 'bajakan'. Kemudian bermunculan band setipe, seperti ST 12, Republik, Matta, Vagetoz, Wali, Pilot, Merpati, Hijau Daun, dll. Umumnya mereka hanya mengandalkan satu hit.
Kerja major label memang bagaikan jalan pintas. Mengendus sebuah band yang tengah diminati khalayak, lalu membawanya ke bilik rekaman. Kambing hitam pun dicari: selera pasar.
Boleh dikatakan badai musik Melayu adalah fenomena musik yang sedang berkembang di masyarakat. Kuping penikmat musik kini terus-menerus dijejali oleh 'rasa yang sama' dari band yang mengusung musik Melayu nan mendayu-dayu.
Merebaknya tren pop Melayu tahun ini membuat banyak orang yang menggeneralisasi bahwa seperti itulah potret musik Indonesia. Padahal kalau mau membuka mata, masih banyak genre musik lainnya yang juga berkembang.
Hanya saja genre musik melayu yang mendapat respon positif dari masyarakat sehingga mendorong industri dan media, baik televisi maupun radio untuk memenuhi tuntutan pasar.
Menarik memang untuk membahas tren musik tahun depan. Karena musik pop Melayu yang mendayu-dayu diprediksi akan mulai sayu tahun depan. Benarkah?
Pada 2010 adalah momentum yang tepat untuk kebangkitan musik rock dalam dunia showbiz Indonesia setelah 3-4 tahun belakangan ini digempur musik pop Melayu tanpa jedah.
Pertumbuhan grup musik pop seperti jamur di musim hujan, sementara pasar tidak diimbangi daya beli terhadap munculnya demand musik pop yang over supply, pasar sudah kebingungan karena tidak bisa membedakan lagi yang mempunyai ciri khas.
Sementara beberapa band pop yang berada di urutan puncak sudah habis habisan pada 2009, Apalagi yang mau ditonton pada 2010?
Sekarang jaman krisis global yang menyebabkan masyarakat agak stres, sehingga masyarakat butuh hiburan musik keras yang energik dan dinamis untuk membangkitkan semangat hidup bertahan dari kesusahan atau kesedihan.
Selamat tinggal penyeragaman!

Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • 0 comments:

    Post a Comment