Top Menu

Monday 3 May 2010

Berkarya Maksimal Dengan Indie

Sesuai dengan asal katanya yaitu "Independent" yang berarti merdeka, berdiri sendiri, berjiwa bebas, dan tidak bergantung, sehingga jika diambil pengertian secara bebas, bisa ditafsirkan dua pengertian mengenai band indie yang kini tumbuh subur di Tanah Air.
Pengertian pertama yang bisa diberikan pada band indie adalah karya-karya mereka berada di luar mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris di pasaran. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka sodorkan.
Pengertian kedua dari band indie adalah band itu merekam dan memasarkan sendiri lagu-lagu mereka. Biasanya band-band ini memiliki lagu-lagu yang bisa diterima pasar, namun dalam penggarapan album, mereka tidak melibatkan major label atau perusahaan rekaman yang telah memiliki nama.
Perkembangan terakhir, banyak band yang melahirkan album indie yang ternyata memiliki pangsa pasar luas. Pemasaran mereka pada umumnya melalui antar kawan atau melalui jaringan antar sekolah yang telah terbangun.
Ini bertolak belakang dengan kondisi di mancanegara. Biasanya sebuah label mampu dan mau memfasilitasi band yang berada di bawah naungan mereka dengan maksimal, sehingga band itu bisa meraih sukses karena adanya hubungan timbal balik yang seimbang dengan pihak label. Sebut saja perusahaan rekaman indie luar negeri yang sukses seperti Fatwreck, Epitaph Records, Matador Records, dll. Salah satu keuntungan utama yang didapatkan oleh sebuah band yang sudah masuk ke major label adalah dari segi pendistribusian kaset yang lebih luas, dan sisi komersil dari band yang jelas lebih terangkat.
Tetapi ternyata bukan berarti semua band menyetujui kelebihan yang ditawarkan jalur major ini, karena bagi sebagian musisi hal terpenting bagi sebuah band adalah kebebasan berkarya, yang mungkin tidak bisa didapatkan melalui jalur perusahaan rekaman besar. Kini saatnya bagi band indie menunjukkan segala potensi dan kemampuan.
Jangan meniru band-band independen senior yang gagal, tanpa karya, dan tanpa apresiasi. Menjadi band indie itu mudah, tetapi jadi band indie yang 'sukses' itu memang butuh perjuangan panjang, keringat, usaha, kerja keras, modal dan kesempatan sebagai pendukungnya.
Salam Indie....!oo!

Taken From :




  • http://www.inilah.com/







  • Selamat Tinggal Stagnasi

    Iklim musik pop mainstream Indonesia sangat meriah pada 2009. Band-band pop ternama tak terhitung hilir-mudik. Kemeriahan itu kian menjadi-jadi dengan merebaknya band-band baru dengan warna seragam: pop (rasa) Melayu.
    Itu bermula dari Kangen Band yang diambil Warner dari lembah 'bajakan'. Kemudian bermunculan band setipe, seperti ST 12, Republik, Matta, Vagetoz, Wali, Pilot, Merpati, Hijau Daun, dll. Umumnya mereka hanya mengandalkan satu hit.
    Kerja major label memang bagaikan jalan pintas. Mengendus sebuah band yang tengah diminati khalayak, lalu membawanya ke bilik rekaman. Kambing hitam pun dicari: selera pasar.
    Boleh dikatakan badai musik Melayu adalah fenomena musik yang sedang berkembang di masyarakat. Kuping penikmat musik kini terus-menerus dijejali oleh 'rasa yang sama' dari band yang mengusung musik Melayu nan mendayu-dayu.
    Merebaknya tren pop Melayu tahun ini membuat banyak orang yang menggeneralisasi bahwa seperti itulah potret musik Indonesia. Padahal kalau mau membuka mata, masih banyak genre musik lainnya yang juga berkembang.
    Hanya saja genre musik melayu yang mendapat respon positif dari masyarakat sehingga mendorong industri dan media, baik televisi maupun radio untuk memenuhi tuntutan pasar.
    Menarik memang untuk membahas tren musik tahun depan. Karena musik pop Melayu yang mendayu-dayu diprediksi akan mulai sayu tahun depan. Benarkah?
    Pada 2010 adalah momentum yang tepat untuk kebangkitan musik rock dalam dunia showbiz Indonesia setelah 3-4 tahun belakangan ini digempur musik pop Melayu tanpa jedah.
    Pertumbuhan grup musik pop seperti jamur di musim hujan, sementara pasar tidak diimbangi daya beli terhadap munculnya demand musik pop yang over supply, pasar sudah kebingungan karena tidak bisa membedakan lagi yang mempunyai ciri khas.
    Sementara beberapa band pop yang berada di urutan puncak sudah habis habisan pada 2009, Apalagi yang mau ditonton pada 2010?
    Sekarang jaman krisis global yang menyebabkan masyarakat agak stres, sehingga masyarakat butuh hiburan musik keras yang energik dan dinamis untuk membangkitkan semangat hidup bertahan dari kesusahan atau kesedihan.
    Selamat tinggal penyeragaman!

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Sunday 25 April 2010

    SURI

    SURI resmi berdiri pada pertengahan 2008 ditengah degradasi drastis kualitas industri musik nasional dan derasnya invasi massal band-band pop melayu.
     Jika anda ingin mendengar sesuatu yang berbeda dalam industri musik nasional saat ini sebaiknya anda bersiap untuk menyambut kedatangan gelombang hantaman stoner rock ala SURI.
    Musik SURI sangat khas dan berat, downtuned, heavy blues dan Psychedelic riffs kerap mendominasi disetiap lagu mereka. Sekilas terdengar nuansa gurun/padang pasir yang tandus dan aspal panas layaknya neraka jika mendengar karakteristik sound SURI.
    SURI digawangi oleh ke empat pemuda yang tak lain adalah Rito (Vokal & Gitar), Mr. Alunx (Gitar), Gan Dung (Bass) & Didit Bremi (Drums). Berawal dari jam session biasa yang kemudian tercipta nya beberapa nada Psychedelic dan riff yang bernuansa low dry heavy presence. Sejak saat itu SURI praktis menetapkan haluan genre mereka sebagai salah satu barisan stoner rock tanah air. SURI mulai mengisi event-event baik yang berskala kecil atau pun besar.
    Single "Ether" sering mengudara di chart radio-radio ibukota saat ini. Musik SURI adalah perpaduan maut antara band Black Sabbath dan Kyuss.
    Alunan vokal Rito yang kasar ditambah dengan raungan gitar Mr. alunx yang tebal menghasilkan suatu gambaran cadas nan impulsif yang disambut oleh pukulan-pukulan agresif, Didit Bremi sang drumer, yang sesekali memadukannya dengan sayatan tajam bass Gan Dung. Suatu hasil karya dan suguhan penampilan yang wajib anda simak!

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Thursday 15 April 2010

    NO LABEL

    NO LABEL adalah sebuah band punk rock dari Jakarta, Indonesia yang dibentuk pada tahun 1997, waktu itu Apenk, sang gitaris berambisi untuk membentuk sebuah band punk.
      Setelah lulus dari SMA dan mulai kuliah ia bertemu teman baru di kampusnya yang bernama Isan, mereka berdua memiliki dasar kesamaan dalam mendengarkan musik punk. Tiba-tiba muncul ide Apenk untuk merekrut Isan dan membentuk sebuah band dengan nama "Inhaler".
    Kemudian Apenk mencoba merekrut Fatulo pada vokal dan Dewex pada bass, dalam formasi awal mereka mulai memainkan lagu-lagu band punk seperti NOFX, Bad Religion, LagWagon dan Not Available. Tak lama berselang, Dewex merekrut temannya yang lain bernama kodil untuk mengisi posisi drum dan Qibenk untuk mengisi posisi rhytm gitar.
    No Label membuat sebuah mini album mereka yang pertama setelah melalui proses rekaman yang singkat. Mini album tersebut bernama "Huaaa ..!!" dengan kualitas sound yang minimalis dan tidak matang, mereka mencoba menawarkan mini album mereka kepada sebuah label indie lokal yang akhirnya menarik minat sebuah label bernama Pinball Records untuk merilis mini album No Label sebanyak 400 kopi.
    Pada tahun 2003, di luar dugaan tiga personil NO LABEL secara mengejutkan keluar dari band lalu Apenk merekrut Yusek untuk menempati posisi bass dan Ali dari band SPEAK UP pada posisi lead guitar dan Anton dari band FAST CRASH untuk menggantikan posisi kodil pada drum. Tiga personil baru tersebut akhirnya bergabung dengan No Label hanya dalam jangka waktu tertentu saja dan banyak mempengaruhi musik No Label.
    Tak lama kemudian masuklah seorang gitaris yang menggantikan posisi Ali bernama Ayie yang tak lain adalah seorang gitaris dari band metal punk rock bernama "WORST CASE SCENARIO". Sekarang No Label siap menggebrak panggung underground dengan formasi solid terakhirnya.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • THE ADAMS

    The Adams berdiri di Jakarta, bermula dari sebuah hubungan pertemanan disebuah kampus seni bernama Institut Kesenian Jakarta.
    Di tahun 2002, Ario Hendarwan (vokal/gitar), Bawono "Beni" Adhiantoro (drum), Martino "Tino" Runtuhaku (gitar) dan Setyo Dwiharso (bass) - semuanya mahasiswa di Institut Kesenian Jakarta - mulai berjam session bersama dan menciptakan lagu-lagu orisinil yang menggabungkan distorsi cadas garage rock dengan harmoni vokal yang memukau.
    Setelah sempat dikenal sebagai Lonely Band, Tyo mengusulkan nama The Adams yang diambil dari "Adam dan Hawa", karena seluruh personel band berjenis kelamin pria. Akhirnya Tino dan Tyo meninggalkan The Adams, Beni beralih ke bas, sementara Saleh Husein "Ale" Mahfud (juga anggota White Shoes & the Couples Company) dan Bimo Dwipoalam bergabung, masing-masing pada gitar dan drum.
    Di tahun 2005, The Adams melepas album pertama yang self-titled dan menelurkan single "Konservatif" serta "Waiting", dua lagu yang juga ditampilkan dalam film sukses Janji Joni.
    Di akhir tahun itu, Beni meninggalkan band agar bisa lebih fokus dalam posisinya sebagai drummer The Upstairs, sementara Bimo pindah ke Bali untuk melanjutkan studi, Arfan (alias Apoy), gitaris Karon 'N Roll, direkrut sebagai bassis, Gigih Suryoprayogo Setiadi (alias Kiting) dari It's Different Class mengambil alih posisi Bimo di balik drum, dan Retiara Haswidya Nasution (alias Kaka), yang sebelumnya menjadi kibordis untuk keperluan panggung The Adams, diangkat menjadi anggota tetap.
    Di tahun 2006, formasi baru The Adams melepas album "v2.05", di mana mereka mengembangkan sound yang lama dengan struktur lagu yang lebih rumit dan harmonisasi lima vokal yang membius. Lewat lagu-lagu hit "Halo Beni", "Hanya Kau" dan "Selamat Pagi Juwita" dan aksi panggung yang seru, The Adams telah menjadi salah satu band yang patut diperhitungkan di Indonesia.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • DEAD VERTICAL

    Dead Vertical berdiri pada 22 November 2001 di sebuah kawasan di pinggiran Jakarta Timur, dengan formasi awal Iwan-Vocals, Boy -Guitars/Backing vocals, Bony-Bass dan Andriano-Drums.
     Seiring dengan berjalannya waktu maka Dead Vertical telah mengalami beberapa kali pergantian personil, yakni pada pertengahan 2003 Andriano (Drums) mengundurkan diri karena kesibukan kerjanya, kemudian posisinya digantikan oleh Bimo yang bertahan hingga Maret 2004 (setelah rilis album pertama "Fenomena Akhir Zaman") kemudian ia mengundurkan diri.
    Selanjutnya posisi Drummer digantikan oleh Arya dari (Formyblood) hingga sekarang. Pada akhir 2005 Iwan (Vocals) mengundurkan diri karena kesibukan kerja dan posisi Vocals digantikan oleh Boy yang tetap memegang posisi Guitars.
    Dead Vertical mempunyai arti "MATINYA HUBUNGAN VERTIKAL ANTARA TUHAN DENGAN MANUSIA". Nama ini terinspirasi oleh fenomena kehidupan di era sekarang dimana dunia telah dipenuhi oleh kebencian, kekacauan, pembantaian, dan penyesatan secara global karena banyak manusia yang telah melupakan Tuhannya.
    Dead Vertical terinfluence oleh band-band seperti Napalm Death, Terrorizer, Slayer, Sepultura, Brutal Truth, Righteous Pigs, Massacre, Nasum, Lock Up, Rotten Sound dan lain-lain. Lirik-lirik yang diteriakkan bertema sosial dan seputar kehidupan sehari-hari yang dikemas dalam bentuk genre Grindcore.
    Hingga saat ini Dead Vertical telah menghasilkan beberapa karya musik antara lain Split tape dengan band Hardcore Philipina-Human Error (No Label records 2003), Album Pertama "Fenomena Akhir Zaman" (The Eye Music 2004), Mini Album "Global Madness" (Dead Vertical 2006) dan beberapa kompilasi Death Metal-Hardcore.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Tuesday 2 March 2010

    NYMPHEA

    Nymphea adalah salah satu band alternative rock dari pulau dewata Bali yang berdiri pada tanggal 4 Januari 2005. Dengan formasi awalnya adalah Sari (vocals), CGL (gitar), Arie (bass) dan Risky (drums).
    Namun karena merasa Nymphea kurang klop karena tidak adanya gitaris rhythm maka akhirnya CGL mengajak adiknya Sodick untuk bermain bass di Nymphea dan Arie yang tadinya bermain Bass akhirnya bermain gitar di Nymphea.
    Tetapi pada pertengahan tahun 2007 ini, Risky dan Arie mengundurkan diri dari Nymphea karena disibukkan oleh pekerjaannya yang menuntut dia harus fokus dalam karirnya. Untuk mengisi posisi drum akhirnya Nymphea di bantu oleh Aguzt, seorang drummer dari band punk The Menace. Lalu Aguzt menjadi personil tetap, hingga formasi Nymphea hingga saat ini diantaranya Sari - Vokal, CGL - gitar & backing vokal, Sodick - bass dan Aguzt - drums.
    Nama Nymphea sendiri diambil dari bahasa Inggris "Nymph" yang berarti bidadari, dan untuk memudahkan pengucapannya ditambahkanlah huruf "e" dan "a" dibelakang kata "nymph" sehingga menjadi Nymphea. Nymphea sendiri dalam memainkan musiknya banyak terpengaruh band-band Punk Rock dan Grunge seperti AFI, Sugar Cult, Nirvana, Foo Fighter dan Hole. Pada pertengahan tahun 2005 Nymphea merilis sebuah mini album sebanyak 500 keping cd dan membagikannya secara gratis kepada teman-teman, fans, media lokal, pengamat musik dan event-event organizer.
    Akan tetapi saat Sari melanjutkan studinya di Australia dia membawa cd mini album Nymphea dan dijual secara hand by hand disana seharga AUS $ 5 dan laku hingga 100 keping cd. Menurut beberapa pengamat musik, Nymphea merupakan band yang memiliki karakter vokal wanita dengan gaya yang khas dan enerjik, serta dibalut dengan musik yang cadas bernafaskan Rock.
    Bagi pecinta musik yang tinggal di Pulau Dewata ini pasti tidak asing dengan band yang rajin menyambangi pentas besar maupun pentas kecil, dari pensi-pensi sekolah hingga sampai ajang musik terbesar di Indonesia yaitu Soundrenaline. Pada bulan agustus 2008 silam, Nymphea baru saja merilis full albumnya di bawah label Petslooser dan Proton Records dan distribusikan secara nasional oleh Virgo Ramayana Records.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Thursday 11 February 2010

    Ilmuwan Temukan Asal Penularan HIV

    Dengan menggunakan analisis genetika, ilmuwan AS tmenemukan bagaimana HIV menular di antara pria. Temuan itu dapat mengarah pada pengobatan dan vaksinasi baru.
    Demikian hasil studi oleh beberapa peneliti di University of California di San Diego yang melibatkan sejumlah orang yang tak disebutkan dan secara seksual menularkan HIV mereka ke pria lain, kata para peneliti itu.
    "Dengan mengetahui asal virus yang ditularkan, para ilmuwan mungkin dapat mengembangkan vaksin baru, microbicides vagina dan obat guna mencegah penyebaran HIV, yang menular melalui hubungan seks," kata pemimpin penulis studi tersebut Dr. Davey Smith, pembantu profesor bidang obat-obatan di University of California San Diego.
    Yang menjadi pembahasan ialah HIV pada sperma, yang terdiri atas sel sperma dan cairan yang disebut plasma sperma. Partikel HIV yang mengandung RNA ada di dalam cairan tersebut, sementara sel sperma menyimpan DNA HIV, demikian penjelasan para penulis studi tersebut.
    "Belum ditetapkan apakah HIV RNA atau DNA ditularkan selama hubungan seks," kata Smith.
    "Dengan menganalisis perbedaan genetika antara kedua bentuk ini dan virus yang akhirnya ditularkan ke orang yang baru terinfeksi, kami mendapati bahwa bentuk HIV RNA yang terkandung di dalam plasma sperma lah yang ditularkan."
    Sedangkan mengenai penularan HIV ke perempuan, Smith mengatakan, "Karena kebanyakan perempuan terinfeksi HIV melalui pajanan terhadap virus itu pada sperma, HIV RNA di dalam plasma sperma tampaknya adalah pelakunya tapi ini perlu dikonfirmasi.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Google Ujicoba Jaringan Broadband Ultra Tinggi

    Google mengumumkan rencananya untuk membangun jaringan broadband kecepatan ultra tinggi. Jaringan itu 100 kali lebih cepat dari yang kebanyakan digunakan pada saat ini.
    "Kami berencana untuk membangun dan menguji jaringan broadband kecepatan ultra tinggi di sejumlah kecil lokasi di seluruh Amerika Serikat," kata manajer produk Google Minnie Ingersoll dan James Kelly dalam posting blog.
    "Kami akan menyalurkan kecepatan internet 100 kali lebih cepat daripada apa yang kebanyakan orang Amerika miliki hari ini, dengan satu gigabit per detik koneksi serat optik ke rumah," kata mereka.
    Google menyatakan berencana akan memberikan layanan dengan harga yang kompetitif setidaknya pada 50 ribu sampai 500 ribu orang.
    "Melalui ujicoba, kami berharap memiliki kontribusi yang bermakna pada tujuan bersama untuk memberikan internet lebih cepat dan lebih baik bagi semua orang," kata Ingersoll dan kata Kelly.
    Mereka mengatakan Google akan mengoperasikan akses terbuka sehingga memberikan banyak pilihan penyedia layanan.
    Amerika Serikat berada di peringkat 20 dalam penetrasi broadband menurut survei terhadap 58 negara yang dirilis tahun lalu oleh perusahaan berbasis di Boston, Strategy Analytics.
    Kecepatan rata-rata broadband AS kurang dari 5 megabit per detik (Mbps), jauh lebih lambat dibandingkan dengan Jepang (63 Mbps) dan Korea Selatan (49 mbps).
    Masuknya Google ke layanan broadband itu hal baru, dari bisnis tradisionalnya di bidang pencarian internet dan bisnis periklanan.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • THE SIGIT

    Pada tahun 1994 hingga 2002 adalah masa pembentukan band The S.I.G.I.T, dimana para personelnya saling bertemu satu sama lainnya lalu mereka mulai bermain dan berlatih bersama serta menulis materi lagu mereka sendiri.
    The S.I.G.I.T digawangi oleh Rektivianto Yoewono (Vocal, guitar), Farri Icksan Wibisana(Guitar), Aditya Bagja Mulyana(Bass, backing vocal)dan Donar Armando Ekana / Acil (Drums).
    Pada tahun 2004, The S.I.G.I.T menandatangani kontrak dengan Spills Records dan merilis debut mini albumnya yang berjudul "The Sigit".
    Single pertama mereka, Soul Sister menjadi hits di setiap radio lokal di kota Bandung dan Jakarta. Tak lama berselang,MTV Trax Magazine menganugerahkan mereka sebagai "The Hottest Rock N Roll Band".
    The S.I.G.I.T mengisi soundtrack film Catatan Akhir Sekolah (CAS), dengan nomor hitsnya "Did i ask Your Opinion", yang akhirnya lagu tersebut menjadi single pertama mereka yang disiarkan oleh MTV-I. Setelah meninggalkan Spills Records, mereka semakin dikenal oleh publik.
    Pada tahun 2005 nama mereka muncul di NME's stereo edisi 30 Juli. Pada tahun 2006 The S.I.G.I.T dikontrak oleh sebuah label indie asal kota Bandung yang bernama Fastforward records dan merilis album "Visible Idea of Perfection" pada bulan Desember.
    Pada tahun 2007 mereka menandatangani kontrak dengan sebuah indie label dari Australia bernama Caveman! dan merilis ulang album "Visible Idea of Perfection" yang didistribusikan oleh Reverbnation. Mereka melakukan tur ke Australia pada bulan Juni bertepatan dengan tanggal rilis. Pada tahun 2009 mereka tampil di SXSW 2009 di Austin, Texas, California dan Hongkong. Album "Disleksia Hertz" dirilis pada bulan Juni silam.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Wednesday 10 February 2010

    SORE

    Awalnya SORE dibentuk oleh tiga orang teman dari masa kecil mereka di Jakarta. Mereka adalah Ade Paloh, Mondo Gascaro dan Awan Garnida.
    Pada akhir 2001, Awan Garnida membawa dua teman lainnya yaitu Bembi Gusti dan Reza Dwiputranto dan kemudian mereka membentuk sebuah band yang bernama SORE. Pada tahun 2004 dan awal 2005 mereka menyumbang dua lagu dalam dua album kompilasi, yang pertama adalah kompilasi musik dari scene indie Jakarta yang disebut "JKRT: SKRG" yang dirilis oleh Aksara Records, sedangkan yang lainnya adalah soundtrack film "Janji Joni," yang juga dirilis oleh Aksara Records.
    Mereka merilis debut album Centralismo (Aksara Records) pada tahun 2005. Musik SORE sangat bervariasi dari lagu ke lagu dalam album ini. Mereka memilih jalur vintage dalam hal instrumentasinya, seperti penggunaan vibraphones, mellotron, dan horn yang menciptakan kenangan dari masa keemasan musik di era 50-an, 60-an dan 70-an.
    Album ini menerima pujian dari semua pihak. Majalah Time Asia yang menetapkan album "CENTRALISMO" sebagai Satu dari lima "Asian Album Worth Buying", dan majalah Rolling Stone Indonesia memasukan album "CENTRALISMO" ke dalam ke urutan 40 besar pada "150 Greatest Album Indonesia of All Time". Akhirnya, setelah setahun mereka menulis materi, mereka kembali lagi dengan album kedua mereka yang berjudul "Ports of Lima" (Aksara Records - 2008).
    Album "Ports of Lima" menjadi album yang banyak di puji para kritikus musik. Baru-baru ini majalah Rolling Stone Indonesia memilih album "Ports of Lima" sebagai Best Album of 2008 versi Rolling Stone.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Wednesday 3 February 2010

    Emo Adalah.....

    Emo itu adalah sebuah genre yg udah jauh lama berdiri sebelum The Used/MCR beken di negara kita. Dan jauh sekali dari sebutan rock cengeng yang sekarang dikenal orang. Salah satu alasan kenapa emo banyak dihidangkan orang kemungkinan ialah karena gaya pakaiannya yg sekarang lagi mendunia. Padahal itu hanyalah fashion. Bukan arti emo sesunguhnya.
    Biasanya sih emo di Indonesia identik dengan poni lempar, dan biasanya kan band band emo tuh kebanyakan indie, jarang yang mainstream. Habis itu gaya anak emo tuh mereka biasanya suka menyendiri gitu, soalnya emo itu kan dalam arti kasarnya adalah kaum kaum terbuang/dikucilkan, makanya jarang keliatan real emo kids di tempat tempat publik, dan ga semua orang itu poser. Poser itu cuma orang yg bikin rusak emo aja.
    Setelah itu Emo dalam aliran musik dimainkan dengan menggunakan segala curahan dari sang pembawa lagu tersebut. Oleh karena itu banyak dari band band tersebut kadang dibilang cengeng, padahal sebenarnya tidak, itu tuh cuma cara mereka mengexpresikan emosi mereka.

    KILLING ME INSIDE

    Band Killing Me Inside (Killms) adalah band bergenre Modern Rock / Emo yang dibentuk pada awal tahun 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan sebagai vokalis, Raka dan Josaphat sebagai gitaris, Onadio sebagai bassis dan Rendy pada drum. Pada pertengahan '08, Raka (gitaris) Killing Me Inside terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan.

    "Gue harus mengundurkan diri dari band ini (Killms) karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak," kata Raka seperti yang dituliskan di Blog Myspace Killms.

    Kemudian pada tahun itu, memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drum) meninggalkan band dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang ada di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sebagai Drummer mengundurkan diri karena sibuk untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.

    Formasi terbaru Killms adalah sebagai berikut: Onadio sebagai vokalis, Josaphat pada gitar, Agung pada bass dan Davi untuk menggantikan Rendy pada drum. Band ini sudah mempunyai satu album yaitu "A Fresh Start For Something New" yang hitsnya lagunya yaitu "The Tormented".

     Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • SWEET AS REVENGE

    Sweet as Revenge secara resmi berdiri di Jakarta pada awal November 2003. Dimulai dari pertemuan Max, Qzoot (gitar) dan Febri (bass) di sebuah distro di Jakarta.
    Berawal dari obrolan mengenai interest yang sama pada genre post-hardcore, kemudian berlanjut dengan keinginan untuk membuat sebuah band yang memainkan musik post-hardcore itu sendiri. Waktu berjalan, dan berdirilah Sweet as Revenge.
    Nama yang unik, karena semua personil awal di band ini pernah merasakan pengalaman pahit dengan band-band mereka yang terdahulu. Dan menjadikan Sweet as Revenge sebagai ajang pembuktian. Bahwa mereka akan bisa menjadi lebih baik.
    Berawal dari hanya berlatih di studio, kemudian mereka memutuskan untuk merekam demo mereka yang pertama. Lagu pertama mereka berjudul "Broken Lines and Empty Smile". Bermodalkan satu lagu sendiri serta beberapa lagu cover, Sweet as Revenge mulai merambah panggung-panggung di berbagai acara komunitas di Jakarta.
    Tampil dengan hanya ditonton segelintir orang sebagai band pembuka, atau tampil paling akhir sebagai band penutup telah mereka rasakan. Hal itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi dianggap sebagai pengalaman yang akan memperkuat mereka sebagai sebuah band. Lagu "Broken Lines and Empty Smile" akhirnya menarik minat dE Records.
    Lagu tersebut direkam ulang untuk disertakan dalam kompilasi "Anthems of Tomorrow" (dE Records, 2004). Sebuah album kompilasi yang berisi band-band bergenre post-hardcore dan sejenisnya. Lagu "Broken Lines and Empty Smile" juga sempat merajai chart MTV Cutting Edge selama beberapa minggu.
    Sebuah prestasi yang membanggakan untuk sebuah band yang masih berumur sangat muda. Hal ini juga yang mengangkat nama mereka ke permukaan dan mulai dikenal oleh publik.
    Seiring dengan berjalannya waktu, serta perbedaan visi, misi dan kepentingan dari masing-masing personil, mengakibatkan beberapa kali pergantian personil serta perubahan musikalitas Sweet as Revenge secara keseluruhan.
    Setelah melewati proses rekaman yang panjang, hasil karya mereka dapat didengar pada sebuah mini album berjudul "Birth of Expectations" (Self Released, 2008) yang dirilis pada 5 Januari 2008. Sebuah mini album berisi 6 lagu yang merefleksikan pahit dan manisnya kehidupan mereka. Baik sebagai band ataupun sebagai individu masing-masing personil.
    Rilisnya mini album "Birth of Expectations" mendapat respon yang cukup baik. Acara Release Party mini album itu sendiri dihadiri oleh sekitar 700 orang penonton. Jumlah yang cukup fantastis. Singel mereka yang berjudul "Potret Kehampaan" juga sering terdengar di radio.
    Selepas rilisnya mini album "Birth of Expectations", Sweet as Revenge semakin aktif bergerilya dari panggung ke panggung dan mulai merambah media. Mulai dari panggung acara komunitas, pensi SMA, acara kampus, live performance, promo dan interview di radio, semua dilibas habis.
    Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menambah jam terbang saja, tetapi juga sebagai usaha untuk menjangkau pendengar baru, mereka yang sama sekali tidak mengenal Sweet as Revenge. Terbukti cara ini cukup ampuh, banyak yang akhirnya jatuh hati kepada band ini setelah mereka mendengar dan menyaksikan langsung penampilan Sweet as Revenge.
    Sebagai salah satu band generasi awal dari booming genre post-hardcore di tanah air, Sweet as Revenge berusaha untuk terus konsisten dan tidak terbawa arus trend musik yang sangat cepat berganti.
    Sampai saat ini, formasi terakhir Sweet as Revenge adalah: Dinand (vokal), Qzoot (gitar), Mamie (gitar), Febri (bass), Nissa (keyboard), dan Nanda (drum). Perjalanan dari panggung ke panggung, konflik demi konflik serta pengalaman hidup dari masing-masing personil telah memperkaya pengalaman Sweet as Revenge sebagai sebuah band.
    Hal ini membuat mereka berusaha untuk lebih solid dan konsisten dalam berkarya. Sweet as Revenge akan terus mempertahankan eksistensinya serta melahirkan karya-karya yang dapat menghibur penggemar musik dimanapun mereka berada.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Notebook Samsung Bisa Tembus Pandang

    Untuk menunjukkan kelebihan teknologi OLED, Samsung mengenalkan laptop unik. Jika mati layar laptop ini transparan, dengan 40% cahaya bisa menembus dari belakang.
    Sedangkan saat dinyalakan, pengguna akan melihat ikon dan aplikasi di layar, dan tidak tampak gambar apapun di latar belakangnya.
    Produsen semacam Samsung, Sony dan lainnya tertarik dengan teknologi OLED karena teknologi tersebut memberikan kemampuan dalam hal pencahayaan, tampilan gambar yang lebih jelas dan menggunakan energi lebih sedikit.
    Dalam pekan ini, Samsung juga mengeluarkan IceTouch sebuah pemutar MP3 dengan layar transparan selebar 2 inci. Pengguna dapat mengontol pemutar MP3 tersebut dengan mengetuk secara halus belakang layar, sementara tampilan video terus berlangsung di layar depan.
    Samsung mengatakan bahwa layar 14 inci tersebut adalah prototip panel OLED transparan terlebar yang pertama kali ada.
    Teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan penelitian, tetapi panel itu sangat menjanjikan di masa mendatang.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/
  • Sony Ericcson Rilis Ponsel Windows 6.5.3

    Sony Ericsson membuka bungkus Aspen. Smartphone baru yang berorientasi bisnis itu adalah yang pertama mengusung Windows Mobile 6.5.3.
    Windows Mobile 6.5.3 mulai bocor saat perangkat Windows Mobile 6.5 mulai berdatangan di bulan Oktober.
    Sistem operasi itu menambahkan dukungan layar sentuh kapasitif, multi-touch dan berbagai perbaikan user interface yang mengganti menu warisan dan elemen-elemen navigasi lama.
    Windows Mobile 6.5.3 diyakini sebagai upaya Microsoft untuk meningkatkan versi 6.5 yang loyo dan persiapkan Windows Mobile 7.
    Aspen adalah bagian dari jajaran Sony Ericsson GreenHeart smartphone yang ramah lingkungan. Ponsel itu dibangun dari plastik daur ulang dan menggunakan cat berbasis air.
    Untuk alasan ini, perusahaan itu menggambarkan Aspen sebagai "telepon bisnis dengan hati nurani," meskipun tidak jelas apakah perangkat ini benar-benar sebagai mahluk yang mampu membedakan antara yang benar dan salah.
    Untuk pengguna bisnis, Aspen mengusung fitur keyboard QWERTY dan menawarkan pengguna kemampuan untuk melihat dan mengedit file kantor dengan mudah dan nyaman, menurut Sony Ericsson.
    Layanan MyPhone Microsoft yang berguna saat perangkat hilang atau dicuri, juga merupakan bagian dari paket.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/
  • Monday 1 February 2010

    SUJIWO TEJO

    Agus Hadi Sudjiwo (lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962; umur 47 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo adalah seorang budayawan Indonesia. Ia adalah lulusan dari ITB. Sempat menjadi wartawan di harian Kompas selama 8 tahun lalu berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang. Selain itu ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film seperti Janji Joni dan Detik Terakhir. Selain itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang berarti "Ketawa Bareng Tejo".
    Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya.
    Saat kuliah di jurusan Matematika dan jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, hasrat berkesenian Sujiwo mulai berkembang. Saat itu Sujiwo Tejo menjadi penyiar radio kampus, main teater, dan mendirikan Ludruk ITB bersama budayawan Nirwan Dewanto. Sujiwo Tejo juga menjabat Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni Tari dan Karawitan Jawa di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981-1983 dan pernah membuat hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi tahun 1983.
    Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi nafas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
    Pada tahun 1999, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (2001), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
    Selain ndalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004.[1][2]
    Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film. Debut filmnya adalah Telegram (2001) arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari. Film ini bahkan meraih Best Actress untuk Ayu Azhari dalam Asia-Pacific Film Festival.[3] Kemudian dilanjutkan Kafir (2002), Kanibal (2004) menjadi Dukun Kuntetdilaga,[4] Janji Joni (2005), dan Kala (2007). Bersama Meriam Bellina, Sujiwo Tejo membintangi Gala Misteri SCTV yang berjudul Kafir-Tidak Diterima di Bumi (2004).[5]
    Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.[6] Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.[7]

    Friday 22 January 2010

    SIKSA KUBUR

    Siksakubur pertama kali di bentuk pada 6 Juli 1996. Dengan Line up antara lain Andyan Gorust (Drums) - Ade Godel (Gitar/ Voc) - Mbenk (Gitar) dan Burgenk (Bass).
    Nama Siksakubur ini diambil dari band yang menjadi tolak ukur mereka dalam bermusik yaitu SEPULTURA yang berarti kuburan band. Mereka memulai debut nya dari event-event UNDERGROUND dan mulai menarik perhatian para Pecinta musik DEATH METAL.
    Pada bulan juli hingga september tahun 1996 SIKSAKUBUR mulai masuk studio rekaman yang bernama K-studio yang mengemas 9 lagu yang dituangkan dalam sebuah album yang bernama "THE CARNAGE" yang dirilis dan didistribusikan oleh EXTREME SOUL PRODUCTION dalam sebuah kaset & CD. Album ini mendapat tanggapan yang positif dari kalangan UNDERGROUND khususnya album ini terjual 1000 keping CD & 500 copy kaset, walaupun kualitas dari album ini sangat kurang dikarenakan minimnya perlengkapan studio rekaman.
    Sukses dengan album pertamanya bulan November 2001 SIKSAKUBUR merekam 9 lagu dan disertakan sebuah (intro) yang dituangkan kedalam album kedua "BACK TO VENGEANCE" yang didistribusikan oleh ROTTREVORE records dalam sebuah format kaset, penjualan album ini termasuk fantastis dalam kurun waktu 1 bulan telah terjual 750 copy kaset walaupun hasil rekaman inipun masih kurang sempurna tapi lebih baik dari album pertama.
    SIKSAKUBUR mulai merambah event-event di Indonesia khususnya dipulau jawa hingga bali, Kalimantan, Sulawesi & Kota Lainnya.
    Formasi album THE CARNAGE and BACK TO VENGEANCE adalah Japra (vocal), Andyan gorust (Drum), Ade godel (gitar), Burgenk (Bass) tapi setelah album kedua dirilis ADE GODEL mengundurkan diri dari SIKSAKUBUR karena tidak bisa membagi waktunya dengan band, disusul dengan BURGENK yang mengundurkan diri dari band karena harus melanjutkan study keluar negeri.
    Posisi ini di gantikan oleh Andre yang juga gitaris REVITOL dan Yudhi bebek ex- AUTHORITY, dengan formasi ini SIKSAKUBUR mengeluarkan album ke tiga yang bertitel "EYE CRY" dan album ini dirilis dan didistribusikan oleh ROTTREVORE records dalam format CD dan KASET. Pada bulan juli tahun 2005 SIKSAKUBUR menjadi headline pada sebuah event metal di singapura.
    Album THE CARNAGE dan BACK TO VENGEANCE akhirnya dirilis oleh FROM BEYOND records (Belanda) ini adalah sub label dari DISPLASEDrec yang merupakan salah satu label METAL besar di amerika album ini dikemas kedalam bentuk CD yang didistribusikan Bukan hanya di ASIA tapi benua EROPA dan AMERIKA. Setelah lebih dari 10 thn berkiprah di Blantika musik metal Indonesia SIKSAKUBUR telah merilis 4 Album yaitu THE CARNAGE, BACK TO VENGEANCE, EYE CRY dan PODIUM yang juga merupakan album terakhir dari drummer sekaligus pendiri SIKSAKUBUR yaitu ANDYAN GORUST.
    Namun setelah mengalami masa2 sulit dan masa pencarian pemain drum, akhirnya SIKSAKUBUR mendapatkan drummer baru yaitu PRAMA [ex- ALEXANDER, LAST SUFFER] . Namun masalah belum selesai, YUDI BEBEK pun mengundurkan diri karena masalah pekerjaan, namun EWIN (Ex Bloody Gore/C.O.B/Extracensory) langsung menggantikannya dan SIKSAKUBUR pun siap untuk kembali dengan formasi baru ini.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Thursday 14 January 2010

    WHITE SHOES & THE COUPLES COMPANY

    Pada bulan Agustus 2002, di sebuah kampus bernama IKJ, Cikini, Jakarta Pusat, dua kekasih dari fakultas seni, Rio dan Sari memutuskan untuk membentuk sebuah band bersama-sama dengan teman mereka di kampus yang bernama Saleh.
    Ini adalah formasi pertama White Shoes & The Couples Company, yang menampilkan Sari dalam vokal & violin, Rio pada gitar dan Saleh pada gitar melodi. Mereka bertiga melakukan debut pertama mereka dalam formasi ini di sebuah acara kampus.
    Namun, formasi trio menyimpang dari rencana awal dimana mereka benar-benar Sari dan Rio karena sepasang suami istri dari fakultas musik IKJ meminta untuk bergabung yang tak lain adalah pasangan adalah Ricky Surya Virgana & Mela Virgana.
    Namun waktu menjadi kendala untuk bertemu karena mereka terlalu sibuk kuliah dan berlatih untuk orkestra. Beberapa bulan kemudian, Ricky dan Mela bergabung dengan White Shoes & The Couples Company dan Ricky menempati posisi Bass dan cello sedangkan Mela pada biola, keyboard dan piano. Lagu pertama White Shoes & The Couples Company adalah "Runaway Song" yang ditulis oleh Sari & Rio. Yang berikutnya adalah "Windu & Defrina", diikuti "Sunday Memory Lane" dan "Nothing To Fear".
    Pada awalnya, White Shoes & The Couples Company tidak memiliki drummer. Dengan demikian, Ricky memulai mencari seorang teman di fakultas yaitu John Navid aka Lau Kun Sin untuk posisi drummer tambahan untuk bermain di salah satu acara di BB's Bar Menteng. karena sesuai dengan kebutuhan, John akhirnya menjadi drumer tetap pada tahun 2004. Dengan demikian, ini adalah formasi "White Shoes & The Couples Company" yang paling solid.
    White Shoes & The Couples Company merekam album debut mereka yang terdiri dari 11 lagu di bawah Aksara Records, indie label rekaman yang berbasis di Jakarta. Pada Agustus 2005, album ini dirilis oleh Aksara Records dan didistribusikan oleh Universal Music Indonesia di Indonesia. Album ini telah terjual lebih dari 15.000 kopi, dan hal itu merupakan langkah besar untuk sebuah band indie.
    Pada tahun yang sama, White Shoes & The Couples Company telah menyumbang satu lagu dalam pembuatan Soundtrack sebuah film layar lebar berjudul "Janji Joni" yang diproduksi oleh Kalyana Shira Films.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Tips Agar Foto Kamera Ponsel Berkualitas

    Kriteria foto yang bagus berbeda-beda. Namun ada 4 hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan foto yang baik, pencahayaan, komposisi, sudut pandang dan momen.
    “Tidak pernah ada satu setting universal untuk setiap pengambilan gambar, karena setiap kali memotret ada pencermatan tertentu untuk menghasilkan gambar terbaik,” ujar Pakar Fotografi Kompas Arbain Rambey dalam diskusi The Art of Photografi yang diselenggarakan FKUI akhir pekan lalu.
    Pencahayaan memainkan peran penting dalam sebuah gambar. Arah datang dan jatuhnya cahaya terhadap benda akan menimbulkan bayangan yang sebagian besar akan merusak hasil foto. Hal itu boleh dilakukan jika fotografer ingin mendapatkan sebuah hasil foto yang di luar kebiasaan.
    Cahaya alam paling baik untuk pemotretan pada pukul 10.00 dan 16.00, karena arah datangnya sinar matahari langsung membentuk mahkota di kepala manusia yang menjadi obyek. Apalagi jika ingin memotret pemandangan maka akan sangat dibutuhkan sinar matahari.
    Sedangkan cahaya buatan dapat direkayasa oleh manusia dengan sifat ‘WYSWYG’ atau what you see is what you get. Cahaya buatan relatif mudah dikendalikan karena itu lebih banyak digunakan untuk mendapatkan hasil tertentu.
    Selain pencahayaan, ada komposisi, titik pandang dan momen. Ketiga hal berikut yang lebih banyak menuntut kreativitas ketika mengambil sebuah gambar. Karena cahaya pada dasarnya adalah sifatnya tetap.
    Untuk warna, putih adalah warna dasar yang paling baik untuk menyerap warna lainnya, sedangkan hitam sebaliknya, karena cahaya membangun karakter.
    Lalu bagaimana agar hasil pemotretan dengan kamera ponsel bisa mendapatkan hasil yang baik? Ketika kamera yang digunakan kapabilitasnya minim semacam ponsel, maka tetap bisa berkreasi di tiga unsur selain pencahayaan, komposisi, titik pandang dan momen, bisa diatur melalui pengaturan di ponsel mengenai ketajaman, cahaya dan zoom.
    “Kamera ponsel paling bagus adalah pada jenis ponsel Sony Ericsson dan Samsung,” ujar Pakar Fotografi UI Jusuf Kristianto.
    Bahkan rana atau kecepatan yang terbatas dapat disiasati dengan berbagai tips. Pengambilan bisa dilakukan dengan mendekat ke subyek. Memotret dalam jarak jauh menggunakan kamera ponsel sulit karena diafragmanya terbatas dan sudut pandangnya tidak bisa lebar, maka mencari celah terbaik lebih mendekat ke obyek foto.
    Mengawasi goyangan kamera juga penting. Seringkali tangan pengguna bergoyang ketika mengambil sebuah gambar, maka dari itu harus dibiasakan agar tangan tegap karena tidak ada tripod. Penggunaan dua tangan juga disarankan ketika mengambil sebuah gambar.
    Latar depan dan belakang foto juga perlu diperhatikan. Penempatan obyek foto sebaiknya memperhatikan latar depan dan belakang, warna apa dan siluetnya. Jika ingin fokus kepada obyek manusia atau wajah maka tekan setengah tombol capture, tarik kamera ke belakang sedikit lalu tekan sepenuhnya.
    Hindari memotret ke matahari. Matahari sebagai sumber cahaya tentu saja akan sangat sulit ketika pengguna akan mengambil gambar berlawanan dengan arah sinar matahari, usahakan mengikuti arah datangnya cahaya matahari. Gunakan autofokus dan night-mode jika ingin mengambil gambar di malam hari.
    Aturan sepertiga. Dalam sebuah foto sebenarnya ada bidang-bidang tertentu yang bisa memberikan warna dan komposisi lain hasil sebuah foto. Tidak harus selalu di tengah, melainkan ada bidang lain yang melintang atau titik tertentu bergantung obyek yang bisa memberikan seni dalam sebuah foto.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/