Top Menu

Thursday 11 February 2010

Ilmuwan Temukan Asal Penularan HIV

Dengan menggunakan analisis genetika, ilmuwan AS tmenemukan bagaimana HIV menular di antara pria. Temuan itu dapat mengarah pada pengobatan dan vaksinasi baru.
Demikian hasil studi oleh beberapa peneliti di University of California di San Diego yang melibatkan sejumlah orang yang tak disebutkan dan secara seksual menularkan HIV mereka ke pria lain, kata para peneliti itu.
"Dengan mengetahui asal virus yang ditularkan, para ilmuwan mungkin dapat mengembangkan vaksin baru, microbicides vagina dan obat guna mencegah penyebaran HIV, yang menular melalui hubungan seks," kata pemimpin penulis studi tersebut Dr. Davey Smith, pembantu profesor bidang obat-obatan di University of California San Diego.
Yang menjadi pembahasan ialah HIV pada sperma, yang terdiri atas sel sperma dan cairan yang disebut plasma sperma. Partikel HIV yang mengandung RNA ada di dalam cairan tersebut, sementara sel sperma menyimpan DNA HIV, demikian penjelasan para penulis studi tersebut.
"Belum ditetapkan apakah HIV RNA atau DNA ditularkan selama hubungan seks," kata Smith.
"Dengan menganalisis perbedaan genetika antara kedua bentuk ini dan virus yang akhirnya ditularkan ke orang yang baru terinfeksi, kami mendapati bahwa bentuk HIV RNA yang terkandung di dalam plasma sperma lah yang ditularkan."
Sedangkan mengenai penularan HIV ke perempuan, Smith mengatakan, "Karena kebanyakan perempuan terinfeksi HIV melalui pajanan terhadap virus itu pada sperma, HIV RNA di dalam plasma sperma tampaknya adalah pelakunya tapi ini perlu dikonfirmasi.

Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Google Ujicoba Jaringan Broadband Ultra Tinggi

    Google mengumumkan rencananya untuk membangun jaringan broadband kecepatan ultra tinggi. Jaringan itu 100 kali lebih cepat dari yang kebanyakan digunakan pada saat ini.
    "Kami berencana untuk membangun dan menguji jaringan broadband kecepatan ultra tinggi di sejumlah kecil lokasi di seluruh Amerika Serikat," kata manajer produk Google Minnie Ingersoll dan James Kelly dalam posting blog.
    "Kami akan menyalurkan kecepatan internet 100 kali lebih cepat daripada apa yang kebanyakan orang Amerika miliki hari ini, dengan satu gigabit per detik koneksi serat optik ke rumah," kata mereka.
    Google menyatakan berencana akan memberikan layanan dengan harga yang kompetitif setidaknya pada 50 ribu sampai 500 ribu orang.
    "Melalui ujicoba, kami berharap memiliki kontribusi yang bermakna pada tujuan bersama untuk memberikan internet lebih cepat dan lebih baik bagi semua orang," kata Ingersoll dan kata Kelly.
    Mereka mengatakan Google akan mengoperasikan akses terbuka sehingga memberikan banyak pilihan penyedia layanan.
    Amerika Serikat berada di peringkat 20 dalam penetrasi broadband menurut survei terhadap 58 negara yang dirilis tahun lalu oleh perusahaan berbasis di Boston, Strategy Analytics.
    Kecepatan rata-rata broadband AS kurang dari 5 megabit per detik (Mbps), jauh lebih lambat dibandingkan dengan Jepang (63 Mbps) dan Korea Selatan (49 mbps).
    Masuknya Google ke layanan broadband itu hal baru, dari bisnis tradisionalnya di bidang pencarian internet dan bisnis periklanan.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • THE SIGIT

    Pada tahun 1994 hingga 2002 adalah masa pembentukan band The S.I.G.I.T, dimana para personelnya saling bertemu satu sama lainnya lalu mereka mulai bermain dan berlatih bersama serta menulis materi lagu mereka sendiri.
    The S.I.G.I.T digawangi oleh Rektivianto Yoewono (Vocal, guitar), Farri Icksan Wibisana(Guitar), Aditya Bagja Mulyana(Bass, backing vocal)dan Donar Armando Ekana / Acil (Drums).
    Pada tahun 2004, The S.I.G.I.T menandatangani kontrak dengan Spills Records dan merilis debut mini albumnya yang berjudul "The Sigit".
    Single pertama mereka, Soul Sister menjadi hits di setiap radio lokal di kota Bandung dan Jakarta. Tak lama berselang,MTV Trax Magazine menganugerahkan mereka sebagai "The Hottest Rock N Roll Band".
    The S.I.G.I.T mengisi soundtrack film Catatan Akhir Sekolah (CAS), dengan nomor hitsnya "Did i ask Your Opinion", yang akhirnya lagu tersebut menjadi single pertama mereka yang disiarkan oleh MTV-I. Setelah meninggalkan Spills Records, mereka semakin dikenal oleh publik.
    Pada tahun 2005 nama mereka muncul di NME's stereo edisi 30 Juli. Pada tahun 2006 The S.I.G.I.T dikontrak oleh sebuah label indie asal kota Bandung yang bernama Fastforward records dan merilis album "Visible Idea of Perfection" pada bulan Desember.
    Pada tahun 2007 mereka menandatangani kontrak dengan sebuah indie label dari Australia bernama Caveman! dan merilis ulang album "Visible Idea of Perfection" yang didistribusikan oleh Reverbnation. Mereka melakukan tur ke Australia pada bulan Juni bertepatan dengan tanggal rilis. Pada tahun 2009 mereka tampil di SXSW 2009 di Austin, Texas, California dan Hongkong. Album "Disleksia Hertz" dirilis pada bulan Juni silam.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Wednesday 10 February 2010

    SORE

    Awalnya SORE dibentuk oleh tiga orang teman dari masa kecil mereka di Jakarta. Mereka adalah Ade Paloh, Mondo Gascaro dan Awan Garnida.
    Pada akhir 2001, Awan Garnida membawa dua teman lainnya yaitu Bembi Gusti dan Reza Dwiputranto dan kemudian mereka membentuk sebuah band yang bernama SORE. Pada tahun 2004 dan awal 2005 mereka menyumbang dua lagu dalam dua album kompilasi, yang pertama adalah kompilasi musik dari scene indie Jakarta yang disebut "JKRT: SKRG" yang dirilis oleh Aksara Records, sedangkan yang lainnya adalah soundtrack film "Janji Joni," yang juga dirilis oleh Aksara Records.
    Mereka merilis debut album Centralismo (Aksara Records) pada tahun 2005. Musik SORE sangat bervariasi dari lagu ke lagu dalam album ini. Mereka memilih jalur vintage dalam hal instrumentasinya, seperti penggunaan vibraphones, mellotron, dan horn yang menciptakan kenangan dari masa keemasan musik di era 50-an, 60-an dan 70-an.
    Album ini menerima pujian dari semua pihak. Majalah Time Asia yang menetapkan album "CENTRALISMO" sebagai Satu dari lima "Asian Album Worth Buying", dan majalah Rolling Stone Indonesia memasukan album "CENTRALISMO" ke dalam ke urutan 40 besar pada "150 Greatest Album Indonesia of All Time". Akhirnya, setelah setahun mereka menulis materi, mereka kembali lagi dengan album kedua mereka yang berjudul "Ports of Lima" (Aksara Records - 2008).
    Album "Ports of Lima" menjadi album yang banyak di puji para kritikus musik. Baru-baru ini majalah Rolling Stone Indonesia memilih album "Ports of Lima" sebagai Best Album of 2008 versi Rolling Stone.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/

  • Wednesday 3 February 2010

    Emo Adalah.....

    Emo itu adalah sebuah genre yg udah jauh lama berdiri sebelum The Used/MCR beken di negara kita. Dan jauh sekali dari sebutan rock cengeng yang sekarang dikenal orang. Salah satu alasan kenapa emo banyak dihidangkan orang kemungkinan ialah karena gaya pakaiannya yg sekarang lagi mendunia. Padahal itu hanyalah fashion. Bukan arti emo sesunguhnya.
    Biasanya sih emo di Indonesia identik dengan poni lempar, dan biasanya kan band band emo tuh kebanyakan indie, jarang yang mainstream. Habis itu gaya anak emo tuh mereka biasanya suka menyendiri gitu, soalnya emo itu kan dalam arti kasarnya adalah kaum kaum terbuang/dikucilkan, makanya jarang keliatan real emo kids di tempat tempat publik, dan ga semua orang itu poser. Poser itu cuma orang yg bikin rusak emo aja.
    Setelah itu Emo dalam aliran musik dimainkan dengan menggunakan segala curahan dari sang pembawa lagu tersebut. Oleh karena itu banyak dari band band tersebut kadang dibilang cengeng, padahal sebenarnya tidak, itu tuh cuma cara mereka mengexpresikan emosi mereka.

    KILLING ME INSIDE

    Band Killing Me Inside (Killms) adalah band bergenre Modern Rock / Emo yang dibentuk pada awal tahun 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan sebagai vokalis, Raka dan Josaphat sebagai gitaris, Onadio sebagai bassis dan Rendy pada drum. Pada pertengahan '08, Raka (gitaris) Killing Me Inside terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan.

    "Gue harus mengundurkan diri dari band ini (Killms) karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak," kata Raka seperti yang dituliskan di Blog Myspace Killms.

    Kemudian pada tahun itu, memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drum) meninggalkan band dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang ada di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sebagai Drummer mengundurkan diri karena sibuk untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.

    Formasi terbaru Killms adalah sebagai berikut: Onadio sebagai vokalis, Josaphat pada gitar, Agung pada bass dan Davi untuk menggantikan Rendy pada drum. Band ini sudah mempunyai satu album yaitu "A Fresh Start For Something New" yang hitsnya lagunya yaitu "The Tormented".

     Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • SWEET AS REVENGE

    Sweet as Revenge secara resmi berdiri di Jakarta pada awal November 2003. Dimulai dari pertemuan Max, Qzoot (gitar) dan Febri (bass) di sebuah distro di Jakarta.
    Berawal dari obrolan mengenai interest yang sama pada genre post-hardcore, kemudian berlanjut dengan keinginan untuk membuat sebuah band yang memainkan musik post-hardcore itu sendiri. Waktu berjalan, dan berdirilah Sweet as Revenge.
    Nama yang unik, karena semua personil awal di band ini pernah merasakan pengalaman pahit dengan band-band mereka yang terdahulu. Dan menjadikan Sweet as Revenge sebagai ajang pembuktian. Bahwa mereka akan bisa menjadi lebih baik.
    Berawal dari hanya berlatih di studio, kemudian mereka memutuskan untuk merekam demo mereka yang pertama. Lagu pertama mereka berjudul "Broken Lines and Empty Smile". Bermodalkan satu lagu sendiri serta beberapa lagu cover, Sweet as Revenge mulai merambah panggung-panggung di berbagai acara komunitas di Jakarta.
    Tampil dengan hanya ditonton segelintir orang sebagai band pembuka, atau tampil paling akhir sebagai band penutup telah mereka rasakan. Hal itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi dianggap sebagai pengalaman yang akan memperkuat mereka sebagai sebuah band. Lagu "Broken Lines and Empty Smile" akhirnya menarik minat dE Records.
    Lagu tersebut direkam ulang untuk disertakan dalam kompilasi "Anthems of Tomorrow" (dE Records, 2004). Sebuah album kompilasi yang berisi band-band bergenre post-hardcore dan sejenisnya. Lagu "Broken Lines and Empty Smile" juga sempat merajai chart MTV Cutting Edge selama beberapa minggu.
    Sebuah prestasi yang membanggakan untuk sebuah band yang masih berumur sangat muda. Hal ini juga yang mengangkat nama mereka ke permukaan dan mulai dikenal oleh publik.
    Seiring dengan berjalannya waktu, serta perbedaan visi, misi dan kepentingan dari masing-masing personil, mengakibatkan beberapa kali pergantian personil serta perubahan musikalitas Sweet as Revenge secara keseluruhan.
    Setelah melewati proses rekaman yang panjang, hasil karya mereka dapat didengar pada sebuah mini album berjudul "Birth of Expectations" (Self Released, 2008) yang dirilis pada 5 Januari 2008. Sebuah mini album berisi 6 lagu yang merefleksikan pahit dan manisnya kehidupan mereka. Baik sebagai band ataupun sebagai individu masing-masing personil.
    Rilisnya mini album "Birth of Expectations" mendapat respon yang cukup baik. Acara Release Party mini album itu sendiri dihadiri oleh sekitar 700 orang penonton. Jumlah yang cukup fantastis. Singel mereka yang berjudul "Potret Kehampaan" juga sering terdengar di radio.
    Selepas rilisnya mini album "Birth of Expectations", Sweet as Revenge semakin aktif bergerilya dari panggung ke panggung dan mulai merambah media. Mulai dari panggung acara komunitas, pensi SMA, acara kampus, live performance, promo dan interview di radio, semua dilibas habis.
    Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menambah jam terbang saja, tetapi juga sebagai usaha untuk menjangkau pendengar baru, mereka yang sama sekali tidak mengenal Sweet as Revenge. Terbukti cara ini cukup ampuh, banyak yang akhirnya jatuh hati kepada band ini setelah mereka mendengar dan menyaksikan langsung penampilan Sweet as Revenge.
    Sebagai salah satu band generasi awal dari booming genre post-hardcore di tanah air, Sweet as Revenge berusaha untuk terus konsisten dan tidak terbawa arus trend musik yang sangat cepat berganti.
    Sampai saat ini, formasi terakhir Sweet as Revenge adalah: Dinand (vokal), Qzoot (gitar), Mamie (gitar), Febri (bass), Nissa (keyboard), dan Nanda (drum). Perjalanan dari panggung ke panggung, konflik demi konflik serta pengalaman hidup dari masing-masing personil telah memperkaya pengalaman Sweet as Revenge sebagai sebuah band.
    Hal ini membuat mereka berusaha untuk lebih solid dan konsisten dalam berkarya. Sweet as Revenge akan terus mempertahankan eksistensinya serta melahirkan karya-karya yang dapat menghibur penggemar musik dimanapun mereka berada.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Notebook Samsung Bisa Tembus Pandang

    Untuk menunjukkan kelebihan teknologi OLED, Samsung mengenalkan laptop unik. Jika mati layar laptop ini transparan, dengan 40% cahaya bisa menembus dari belakang.
    Sedangkan saat dinyalakan, pengguna akan melihat ikon dan aplikasi di layar, dan tidak tampak gambar apapun di latar belakangnya.
    Produsen semacam Samsung, Sony dan lainnya tertarik dengan teknologi OLED karena teknologi tersebut memberikan kemampuan dalam hal pencahayaan, tampilan gambar yang lebih jelas dan menggunakan energi lebih sedikit.
    Dalam pekan ini, Samsung juga mengeluarkan IceTouch sebuah pemutar MP3 dengan layar transparan selebar 2 inci. Pengguna dapat mengontol pemutar MP3 tersebut dengan mengetuk secara halus belakang layar, sementara tampilan video terus berlangsung di layar depan.
    Samsung mengatakan bahwa layar 14 inci tersebut adalah prototip panel OLED transparan terlebar yang pertama kali ada.
    Teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan penelitian, tetapi panel itu sangat menjanjikan di masa mendatang.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/
  • Sony Ericcson Rilis Ponsel Windows 6.5.3

    Sony Ericsson membuka bungkus Aspen. Smartphone baru yang berorientasi bisnis itu adalah yang pertama mengusung Windows Mobile 6.5.3.
    Windows Mobile 6.5.3 mulai bocor saat perangkat Windows Mobile 6.5 mulai berdatangan di bulan Oktober.
    Sistem operasi itu menambahkan dukungan layar sentuh kapasitif, multi-touch dan berbagai perbaikan user interface yang mengganti menu warisan dan elemen-elemen navigasi lama.
    Windows Mobile 6.5.3 diyakini sebagai upaya Microsoft untuk meningkatkan versi 6.5 yang loyo dan persiapkan Windows Mobile 7.
    Aspen adalah bagian dari jajaran Sony Ericsson GreenHeart smartphone yang ramah lingkungan. Ponsel itu dibangun dari plastik daur ulang dan menggunakan cat berbasis air.
    Untuk alasan ini, perusahaan itu menggambarkan Aspen sebagai "telepon bisnis dengan hati nurani," meskipun tidak jelas apakah perangkat ini benar-benar sebagai mahluk yang mampu membedakan antara yang benar dan salah.
    Untuk pengguna bisnis, Aspen mengusung fitur keyboard QWERTY dan menawarkan pengguna kemampuan untuk melihat dan mengedit file kantor dengan mudah dan nyaman, menurut Sony Ericsson.
    Layanan MyPhone Microsoft yang berguna saat perangkat hilang atau dicuri, juga merupakan bagian dari paket.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/
  • Monday 1 February 2010

    SUJIWO TEJO

    Agus Hadi Sudjiwo (lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962; umur 47 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo adalah seorang budayawan Indonesia. Ia adalah lulusan dari ITB. Sempat menjadi wartawan di harian Kompas selama 8 tahun lalu berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang. Selain itu ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film seperti Janji Joni dan Detik Terakhir. Selain itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang berarti "Ketawa Bareng Tejo".
    Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya.
    Saat kuliah di jurusan Matematika dan jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, hasrat berkesenian Sujiwo mulai berkembang. Saat itu Sujiwo Tejo menjadi penyiar radio kampus, main teater, dan mendirikan Ludruk ITB bersama budayawan Nirwan Dewanto. Sujiwo Tejo juga menjabat Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni Tari dan Karawitan Jawa di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981-1983 dan pernah membuat hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi tahun 1983.
    Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi nafas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
    Pada tahun 1999, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (2001), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
    Selain ndalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004.[1][2]
    Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film. Debut filmnya adalah Telegram (2001) arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari. Film ini bahkan meraih Best Actress untuk Ayu Azhari dalam Asia-Pacific Film Festival.[3] Kemudian dilanjutkan Kafir (2002), Kanibal (2004) menjadi Dukun Kuntetdilaga,[4] Janji Joni (2005), dan Kala (2007). Bersama Meriam Bellina, Sujiwo Tejo membintangi Gala Misteri SCTV yang berjudul Kafir-Tidak Diterima di Bumi (2004).[5]
    Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.[6] Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.[7]