Top Menu

Sunday 27 December 2009

EFEK RUMAH KACA

Efek Rumah Kaca adalah band indie yang berasal dari Jakarta. Terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar).
Grup musik ini dibentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi band tiga orang. Sebelumnya, band ini bernama Hush. Nama ini kemudian diganti menjadi Superego, lalu berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca (diambil dari salah satu judul lagu mereka).
Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka.
Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Mulai Januari 2009, mereka dipercaya untuk mengisi rubrik khusus seputar pemilu di surat kabar Kompas setiap hari Sabtu.
Banyak ulasan yang mengatakan bahwa Efek Rumah Kaca sangat sensasional. Karya mereka dipercaya sangat laris manis dan jadwal pentas pun semakin padat.Ini karena Efek Rumah Kaca menawarkan sesuatu yang sangat berbeda.
Lirik mereka mulai dari masalah gay, polusi, pemanasan global, perjuangan aktivis Munir hingga larisnya lagu pop melayu di Indonesia jadi perhatian mereka. Dengar saja lagu 'Cinta Melulu' yang dibalut nada ceria dengan tempo yang sangat pas.
Lagu ini merajalela di banyak radio sejak beberapa bulan lalu. Lagu 'Jatuh Cinta itu Biasa Saja' sangat membuat penasaran. Syair yang sangat sastra dengan musik mellow terdengar cocok memanjakan telinga. Nuansa indie yang kental terdapat di semua lagu-lagu mereka.

Taken From :



  • http://www.inilah.com/


  • SOULJAH

    Souljah adalah band beraliran reagge Jamaican yang terbentuk pada tahun 1998, ketika sebagian besar personilnya masih kuliah di Universitas Indonesia.
    Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2003 mereka dipercaya untuk ikut album kompilasi "Asian Ska Foundation" yang diproduksi oleh sebuah label Jepang bernama Authority Records.
    Album perdana Souljah yang berjudul Breaking the Roots rampung pada tahun 2005 lalu. Album tersebut berisikan 12 lagu yang unik yang dihidangkan ke telinga masyarakat dengan beragam jenis genre seperti Reggae, Chill out, Traditional ska, Dancehall, Hip Hop dan lainnya, sehingga dapat membuat orang tercengang mendengarnya.
    Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena penggabungan groovy beat Dimas, suara lembut dan powerful dari Danar, Jamaican rap yang melodius dari Said, suara trumpet sexy David, nada lembut dan hangat persembahan Renhat, dan tentunya permainan gitar upstroke dari Bayu, gitaris Souljah yang kini telah hengkang dan digantikan posisinya oleh Gema Maulana.
    Empat dari 12 lagu tersebut merupakan karya kolaborasi Souljah dengan artis-artis-artis seperti Soul ID yang muncul dalam "All I Know," Bad Mono dalam "The Day The World Turns Into Grey," Sundari Soekotjo dalam "Lelaki itu" dan Happy Salma dalam "Magenta".
    Dengan album BREAKING THE ROOTS, SOULJAH berhasil mendapatkan penghargaan sebagai "Breakthrough artist" oleh Radio Prambors Jakarta.
    Album ke 2 Souljah dengan judul "BERSAMAMU" dirilis pada tahun 2007 yang di ikuti oleh dirilisnya sebuah novel dengan judul yang sama oleh "Gagas Media". Album ini telah laku ribuan keping yang membuat SOULJAH semakin menapakkan kaki di blantika musik nasional.
    Sebagai persembahan single dari album ke 3 Souljah yang diberi judul "MESTAKUNG", maka Souljah mengedepankan single "Hanya Ingin Pulang". Sebuah lagu yang diciptakan khusus sebagai theme song perjalanan mudik. Album MESTAKUNG ini juga akan dirilis pada bulan November 2008.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Sunday 13 December 2009

    PURGATORY

    Purgatory adalah sebuah band death metal asal Jakarta, grup musik ini dibentuk pada tahun 1994 oleh Lutfi sang gitaris bersama dengan adik kandungnya yaitu Al yang memainkan drum.

    Lirik yang dibawakan oleh Purgatory adalah berkisar tentang ajaran agama Islam, perang Uhud, siksa kubur, kematian, keputusasaan, kritik sosial yang bernuansa gelap, politik dan lain-lain.

    Awal terbentuknya mereka sering membawakan lagu Obituary dan Sepultura. Baru sekitar tahun 2004 mereka memutuskan untuk menggunakan topeng dan penambahan personil seorang DJ, seperti halnya band asal Iowa Amerika yaitu Slipknot.

    Pada awal terbentuknya band ini ditahun 1991 mereka hanya sekedar iseng, dengan beranggotakan 4 orang yaitu Al (bass), Lutfi (gitar), Millano (vokal), dan Fadli (drum) dgn warna musik crossover kemudian hanya bertahan selama 8 tahun.

    Sekitar 4-5 bulan Fadli sang drummer keluar dari band, kemudian drummer pun dicomot oleh posisi baru Al mantan pemain bass, yang juga masih adik kandung Lutfi.

    Nama Purgatory diambil dari salah satu film horor yang berjudul A Nightmare on Elm Street 2 dengan tokoh utamanya yaitu Freddy Krueger, dalam salah satu adegan ada panah yg bertuliskan "PURGATORY", kemudian mereka mencari tahu artinya didalam sebuah kamus yang ternyata berarti "Proses penyucian roh" dan nama itu benar-benar menyatu dengan tiap personil.

    Band ini sempat tersandung dengan masalah nama band yang sama dari negara lain, dari band yang belum memiliki album sampai dengan yang terkenal di daerahnya masing-masing. Ada seorang pengacara asing di YouTube (video clip "Pathetic") berkomentar minta band ini untuk mengganti namanya, dikatakan bahwa mereka sudah menggunakan nama ini lebih dulu pada tahun 1999. Dimana pada saat itu, YouTube belum ada.

    Pada tahun 1992 perombakan besar-besaran terjadi baik dari segi nama dan warna musik menjadi Death Metal dgn membawakan lagu-lagu Obituary dan Sepultura, band ini sempat vakum 2 tahun tapi personil lain purgatory tetap aktif dalam session diband lain.

    Pada september tahun 2002 band ini sudah mulai aktif lagi membuat lagu dan pada saat itu baru ada 3 lagu. Purgatory sempat juga membuat video klip dengan dana kolektif. Dengan formasi baru Al, Lutfi, Amor, Die, Nti, Buday.

    Band ini pun sempat bikin single dari 3 lagu itu dan single itu dikasihkan ke Rony dan ternyata lagu tersebut banyak sekali kekurangan, yang hasilnya kurang bagus dan harus take ulang lagi, sembari membuat materi lagu baru. Kesemua aktivitas itu dilakukan di Home Studio Ronny.

    Ditahun 2003 kemudian aliran musik yang dibawakan adalah metal tapi metal yang dalam arti pendewasaan seperti yang orang dengar di album terbaru Purgatory, 7:172, berbeda dengan yang sebelumnya, jelas Lutfi. Album Purgatory sekarang dibawah label ZR Production dan titip edar di Sony Music Indonesia.

    Band ini, telah mengganti logo lamanya menjadi logo ambigram, yaitu suatu seni kaligrafi teks/huruf dimana gambar yang dihasilkan bukan hanya bisa dibaca dari satu arah, tetapi dari arah sebalikanya. Ambigram Purgatory ini dibuat oleh Thovfa Cb dari studio EndOneStuff.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Wednesday 9 December 2009

    MARJINAL

    Marjinal dibentuk 12 tahun yang silam pada 22 Desember 1996, bertepatan dengan Hari Ibu di kalender nasional. Dua belas tahun yang lalu (1996), para personel Marjinal bertemu di sebuah kampus grafika di Jakarta Selatan.

    Awalnya, mereka ingin kuliah, tapi semakin lama mereka tidak tertarik. Apa yang dipelajari di kampus telah mereka kuasai, mereka telah ahli dalam menggambar, desain dan lain-lain.
    Para personel Marjinal bertemu dan membicarakan situasi di luar kampus, yang atmospherenya bersifat represif, nggak bebas mengeluarkan pendapat atau berekspresi.
    Lalu mereka membangun sebuah jaringan namanya Anti Facist Racist Action (AFRA), yang didalamnya berisi kawan-kawan yang mempunyai kesadaran melawan sistem yang fasis.
    Mereka menggunakan media visual, lewat poster dari cukil kayu, baliho dan lukisan yang menggugah kesadaran generasi muda, untuk melawan sistem fasis yang diusung Orde Baru. Selain melakukan diskusi, penerbitan newsletter, dan aksi turun ke jalan, mereka secara kebetulan juga bermain musik. Dengan modal gitar dan jurus tiga kunci, mereka membuat lagu sendiri yang berangkat dari kenyataan hidup sehari-hari. Kemudian mereka menamakan kelompok itu awalnya Anti Military.
    Dalam perkembangannya, Anti Military dipahami orang-orang sebagai sebuah band, Padahal mereka bukan musisi dalam arti sesungguhnya! Musik menurut mereka hanya sebagai alat komunikasi kepada khalayak yang lebih luas, lebih asyik, medium menyampaikan pesan dan jadi inspirasi untuk anak-anak di pergerakan ke depan ketika melihat kenyataan kehidupan sosial-politik dikangkangi rejim yang fasis militeristik.
    Persoalannya bukan lagi rejim yang fasis dan rasis saja. Tapi lebih luas lagi, negeri ini jadi negeri yang mengerikan, banyak tragedi, perang saudara, buruh-buruh diperas, dieksploitasi, rumah sakit dan pendidikan begitu komersial, kereta-api sebagai sarana angkutan melayani orang seperti mengangkut binatang. Jadi, dari sistem yang fasis, anti demokrasi, terpusat dan korup kini menyebar ke sendi-sendi kehidupan bangsa.
    Menurut mereka, bangsa ini sudah lupa bagaimana para pejuang dulu mendirikan Indonesia sebagai sebuah nation. Indonesia didirikan sebagai kesatuan dari tekad para pemuda yang beragam suku, agama, latar belakang sosialnya itu bersatu membangun sebuah nation! Lalu mereka mengganti nama dari Anti Military menjadi Marjinal.
    Berawal ketika Mike, sang vokalis menemukan kata Marjinal karena terinspirasi oleh nama pejuang buruh perempuan yang mati disiksa militer. "Marsinah..Marsinah...MARJINAL" Kata Marjinal sendiri waktu itu belum banyak dipakai untuk menjelaskan posisi orang-orang pinggiran.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • ENDAH 'n RHESA

    Endah N Rhesa adalah duo dari Endah Widiastuti (gitar-vokal) dan Rhesa Aditya (Bass) yang terbentuk sejak tahun 2004 dalam format akustik ballads.

    Mereka menganggap bahwa musik akustik memiliki karakter yang natural, jujur dan tidak pernah habis termakan waktu maupun tren yang berlaku. Konsep minimalis membuat mereka merasa lebih bebas bereksplorasi untuk mengekspresikan idealisme.
    Setelah melalui proses yang panjang dalam bermusik, seperti bermain secara reguler di kafe, ajang festival akbar seperti Java Jazz Festival dan Indonesian Earth Festival, Endah N Resha juga tampil dalam acara TV inspiratif seperti Kick Andy.
    Mereka akhirnya menjadi produser Album Musikalisasi Puisi "Angin Pun Berbisik" yang ditujukan sebagai album amal untuk tuna netra yang melibatkan beberapa seniman Indonesia dan Yayasan Mitra Netra.
    Nowhere To Go adalah album perdana mereka yang beredar di pasaran. Konsep album ini menceritakan tentang sebuah khayalan Endah N Rhesa tentang suatu pulau yang semu.
    Masing-masing lagu dari album "Nowhere To Go" bercerita tentang kejadian-kejadian di pulau tersebut. Mulai dari percintaan, persahabatan, keajaiban, sampai kisah heroik.
    Imajinasi, kreatifitas dan kejujuran merupakan pondasi utama Endah N Rhesa dalam bermusik. Di bawah label Reiproject dan Record Label demajors, Endah N Rhesa berharap untuk memberikan hasil yang terbaik bagi dunia musik dalam lingkup nasional maupun Internasional.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/



  • BURGERKILL

    Burgerkill adalah sebuah band Metal Hardcore yang berasal dari kota Bandung. Nama band ini diambil dari sebuah nama restaurant makanan siap saji asal Amerika, yaitu Burger King, yang kemudian oleh mereka diparodikan menjadi "Burgerkill".

    Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, seorang gitaris Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai karirnya sebagai sebuah side project, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung. Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di komunitasnya.
    Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta melalui koneksi teman-teman Hardcore Eben, dari situlah antusiasme masyarakat underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar telah lahir di Indonesia. Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus, sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai akhirnya tiba di line-up solid saat ini.
    Ketika mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground fenomenal Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band underground Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul "Masaindahbangetsekalipisan" tersebut. Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things stoked people! lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini. Pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi "Breathless" dengan menyertakan lagu "Offered Sucks" didalamnya.
    Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul "Independent Rebel". Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan distribusi luas di Indonesia dan juga di Malaysia. Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar komunitas musik underground. Semakin banyak fans yang menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!
    Pada awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran.
    Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title "Dua Sisi" dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single "Everlasting Hope Never Ending Pain" lewat kompilasi "Ticket To Ride", sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung.
    Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia yang bernamaINSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
    Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat album "Berkarat" Burgerkill masuk kedalam salah satu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia "Ami Awards". Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori "Best Metal Production". Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.
    Akhirnya mereka sepakat untuk merilis album ke-3 "Beyond Coma And Despair" di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.
    Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar dalam perjalanan karir mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai tanda perjalanan akhir dari kehidupannya.
    Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karir mereka. Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka.
    Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga ludesnya penjualan tiket di beberapa kota menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia terhadap penampilan Burgerkill.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Sunday 15 November 2009

    STRAIGHTOUT




    Dari sela-sela kerusuhan nasional pada Mei 1998 silam, terbentuklah Straightout yang diprakarsai oleh Mui (vocals) dan Pipinx (guitars).
    Pada awal musikalitasnya, Straightout di pengaruhi oleh band-band Hardcore seperti Earth Crisis dan Strife. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perjalanan panggung dan pergantian line-up yang tidak sedikit, mereka tidak lagi memainkan Hardcore.
    Pengaruh musikal mereka bergeser ke arah Band Metal seperti Hamartia, Dead Blue Sky, Arch Enemy, The Black Dahlia Murder, Iron Maiden, hingga Cradle of Filth.
    Straightout memiliki suatu ciri sendiri dalam bermusik, bernuansa kelam, sorrow, dan juga megah. Dipadati dengan tempo yang cepat, fill-in dan melodi-melodi yang kritis. Dari dentingan piano dan alunan gundah suara wanita.
    Hingga sayatan-sayatan gitar yang tebal mendalam. Diiringi oleh derasnya hentakan drum dan disuarai oleh teriakan pilu yang menggeram.
    Ketika tampil, Straightout pun memiliki aksi panggung yang cukup sulit untuk dideskripsikan melalui tulisan semata. Mereka sangguh enerjik dan atraktif. Dari mengayun, memutar, ber-crowd surfing dengan gitar atau pun bass mereka, hingga melemparkannya instrument mereka ke kelantai.
    Mengenai sejarah personil, Straightout juga memiliki latar belakang yang cukup unik. Di drumi oleh Beni, yang merupakan seorang penabuh drum dari The Upstairs, yang merupakan band pionir Nu Wave asal Jakarta. Serta Rebecca pada female voice, adalah seorang wanita berparas cantik dengan suara khas dan indah, yang sebelumnya juga sempat menjadi personil dari The Upstairs, dan juga grup dansa elektronik, Goodnight Electric.
    1

    Pada 25 April 2004, Straightout merilis debut full album bertitel "Undying Beauty and the Symphony of Sadness," dalam bentuk CD dan Kaset di bawah naungan record indie label yaitu "Bluesky Records" dan bekerja sama dengan "Diselexia Records" (Malaysia) serta distribusikan secara online melalui www.interpunk.com.
    Album ini menuai respon positif dari fans dan pujian dari media underground lokal. Dan Terjual Sekitar 2000 copy, sehingga mengantarkan Straightout ke berbagai pentas indie hingga ajang pensi SMA bergengsi di Jakarta.
    Bahkan merambah ke luar kota seperti Bandung, Purwokerto, Semarang dan Surabaya. Dilanjutkan pada Februari 2005, mereka merilis split album dengan titel "Endzweck Straightout".
    Split album ini dilakukan bersama Endzweck yang merupakan salah satu dari japanese hardcore heroes. Dimana saat ini band tersebut telah bergabung dengan salah satu label trendsetter metal hardcore dunia "Goodlife Records", yang juga sempat menangani Avenged Sevenfold dan Poison The Well.
    Disusul dengan rangkaian Keep Music Evil Tour 2005 pada 12-15 februari 2005 dimana Straightout bersama dengan Cassandra (Malaysian Metal Core) menjadi Headliner dalam tour di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang dan selalu sukses memerahkan suasana dan memompa adrenalin massa di setiap kota-kota yang mereka datangi.
    Pertengahan 2005, pergantian line up kembali terjadi. Kali ini tidak tanggung-tanggung, Rendy (gitar), Dony (keyboard) dan Bayu (vokal) keluar dari straightout.
    Namun kekosongan ini tidak membuat Straightout kehilangan semangat mereka, hingga Pada pertengahan 2006 terbentuklah line-up tersolid Straightout yaitu Demise (eks-Sadistis) - vokal, Pipinx - guitars, Danny (eks-Perfect Minor) - guitars, Sonny - bass, Beni (drummer The Upstairs) - drums, Mela (additional player The Sastro) - keyboards dan Rebecca (eks-Goodnight Electric) - female voice.
    Straightout kembali memasuki studio rekaman pada Desember 2006, Proses rekaman itu sendiri sebenarnya hanya memakan waktu satu bulan, namun sayangnya dalam penyelesaian tahap akhir, album ini sempat tertunda.
    Salah satunya karena banjir bandang yang menimpa ibukota. Setelah melewati berbagai macam proses dan kendala, akhirnya album kedua Straightout yang berjudul "Forsaken Upon Nemesis" pun dapat di rilis pada awal september 2007 ini. Berisikan dua belas lagu terbaru dengan komposisi musik yang lebih liar dari yang sebelumnya.

    Taken From :


  • http://www.inilah.com/


  • Tuesday 15 September 2009

    Edward Van Halen D-Tuning Drop D Tuning System

    Dengan D-Tuna, kini guitar udah bisa ditune dengan drop D hingga E dan balik lagi dengan instant. Eddie Van Halen rupanya udah memakai sistem ini selama 5 tahun. Emang sih, sudah terbukti dengan ini urusan drop-dropan jadi mudah. D-Tuna dibuat dari bahan baja padat. Desain yang udah dipatenkan terbukti udah mampu menghadirkan setelan fine tuning yang lebih teliti, mudah dipakai dan benar-benar memudahkan. Cara pemasangannya sangat mudah, tinggal kendurkan baut pengunci dari saddle senar E pada bridge dan ganti dengan salah dari 2 baut pengunci D-Tuna yang tersedia, pasang juga per-nya, dan terakhir D-Tuna-nya sendiri. Dalam paketnya, masing-masing D-Tuna terdiri dari: D-tuna Allen wrench,per dan 2 baut pengunci senar.
    Kisaran harga : $ 39.95

    Monday 14 September 2009

    Fender 62 Jazzmaster Electric Guitar (with case)

    Kisaran harga : $ 1,434.95
    Guitar yang pertama kali diperkenalkan pada taun 1958 di NAMM show ini memiliki body yang sangat cocok bagai para Jazzmaster lewat panjangnya yang berukuran 25-1/2 in. Scale dengan pickup sound yang hangat. Switch perpindahan dari mode lead ataupun rhythm didukung pula oleh adanya kontrol volume dan tone. Floating tremolo dengan kuncian tremolo-nya menambah tampilan dan sound Jazzmaster ini lebih baik. Fitur lain : Body: Alder, (Nitro-Cellulose lacquer Finish), Fingerboard: Rosewood, 7.25" Radius (184 mm), jumlah Frets: 21 Vintage Style Frets, Pickups: 2 Special Design American Vintage Jazzmaster Single-Coil Pickups (Neck & Bridge), Controls: "Lead" Circuit: Volume, Tone, "Rhythm" Circuit: Volume, Tone, dll.

    Saturday 5 September 2009

    QUEEN

    Queen adalah nama band rock Inggris yang populer di taun 1970an, banyak berpengaruh pada band2 masa kini dan punya pendengar yang cukup luas hingga hari ini. Mereka telah menjual sekitar 190 juta rekaman di seluruh dunia. Di kampung halamannya, angka ini di menempati urutan ke dua setelah Beatles dalam hal penjualan secara keseluruhan.
    Mereka beranggotakan : Freddie Mercury (vokal), Brian May (guitar), Roger Meddows-Taylor (drums), dan John Deacon (bass). Meski kritik terus mereka terima selama beberapa dekade, di taun taun sekarang, karya mereka dianggap sebagai pendahulu musik heavy metal, glam rock, progressive rock dan stadium rock. Band ini juga bias dibilang menjadi pelopor video musik komersial sejak taun 1975, hit lagu mereka, Bohekian Rhapsody dirilis ke seluruh dunia dan yang pertama kalinya ada. Dari segi kemasyuran, rekor penjualan, keanekaragaman, dan live show yang digelar, ngga diragukan lagi bahwa belum ada band yang melebihi Queen.
    Lambang Queen yg didesain sang vokalis, Freddie Mercury yg memasukkan tanda tanda zodiac dari semua anggotanya. Queen lahir dari group hard rock psychedelic yg bernama Smile di mana Bryan May adalah gitarisnya dan kemudian tahun 1967 Roger Taylor bergabung di posisi drum. Sepeninggal vokalisnya, mereka berdua pada tahun 1971 membentuk band dengan Freddie Mercury dan beberapa bulan kemudian bergabung juga John Deacon. Setelah 2 tahun berlalu, mereka semua lulus kuliah dan memulai manggung kecil-kecilan. Tahun 1973, mereka merilis album pertama, Queen. Meski album pertama diterima biasa-biasa saja, tapi ternyata Queen II jadi dobrakan besar di tahun 1974. Album ke , Seer Heart Attack dirilis sebelum akhir tahun 1974.Lagu-lagunya mulai juga bersaing di tangga lagu Amrik. A Night at the Opera dan Bohemian Rhapsody adalah judul-judul yg di bilang paling sukses dari album itu. Sejak itu, merekapun udah dianggap mengguncang dunia sebagai bintang rock. Berikutnya, mulailah diperkenalkan lagu-lagu : Somebodyto Love, We are The Champion, We Will Rock You, Fat Bottom Girls dan Bicyle Race lewat berbagai kesempatan mereka yg kadang cukup unik dan nakal. Maklumlah, Queen juga dianggap sebagai glam rock, rock yg juga bedandan cakep dan centil!
    Memasuki tahun 80an, kepopuleran mereka mencapai puncaknya saat merilis The Game yg mengandalkan CrazyLittle Thing Called Love dan Another One Bites the Dust. Selanjutnya, kesuksesan diraupnya lagi lewat soundtrack film Flash Grodon dan barengan David Bowie menyanyikan single Under Pressure hingga tahun 1984. Kemudian giliran bintang mereMa memudar baik di Amrik maupun Inggris. Mereka kemudian mendongkraknya dengan memperluas kepopuleran ke Amerika Latin, Asia dan Afrika. Balik ke Inggris, mereka rada’ disambut ramai lewat konser Live Aid dan merilis A Kind of Magic untuk memperkuat pasar Eropa. Tapi sayang bintang tetap memudar. Nasib yg serupa masih aja menimpa mereka pada album Miracle (1989) dan Innuendo (1991). Tahun 1991, aktivitas Queen berkurang, apalagi setelah tanggal 23 November, Freddie dinyatakan mengidap AIDS dan meninggal sehari sesudahnya. Pada musim semi berikutnya, sisa anggota Queen mengadakan konser di stadion Wembley, Inggris dengan menapilkan artis top kayak : David Bowie, Elton John, Annie Lennox, Def Leppard, dan Gun N’ Roses. Konser ini berhasil ngumpulin jutaan dollar dan disumbangkan untuk Mercury Phoenix Trust yg memperjuangkan kesadaran akan bahaya AIDS. Di tahun-tahun selanjutnya, berbagai aktivitas untuk menikmati keindahan karya Queen masih digelar

    Friday 4 September 2009

    Kenapa Harus Bangga dengan Embel-embel dari Negeri Paman Sam…! ! !

    Kenapa harus bangga dengan embel-embel dari negeri Paman Sam.OuOuOuoouoOoOuoOouOuuOu,,.Suatu pertanyaan buat anda kawand-kawand.? ? ?Heran....Heran dan heran,,heran dengan kelakuan anak muda di era globalisasi saat ini.Semakin tidak dimengerti dan tidak mau mengerti.Tidak tau pasti ataukah hanya sekedar jaga gengsi dengan teman2nya,atau hanya ingin mengoleksi barang2 ber-Branded,,asal negeri Paman Sam atau negara Eropa laennya.
    Dari tahun ketahun muda mudi di nusantara ini cenderung lebih banyak yg kebarat-baratan,..???Seperti membeli barang2 yg mahal.(Maaf saya tidak bisa menyebutkan bRandnya.Nanti tulisan ini di cekal lagEEEe…HOHOHOHOHohOOHOHo..).Padahal di negeri sendiri barang2 yg ada tidak kalah mutunya dengan yg ada di Negeri Paman Sam dan Sekitarnya.Seperti misal barang2 yg ada di clothing2 kecil atau di distro2 terdekat..
    Tidak berhenti disitu saja kawand muda..Soal namapun mereka lebih memilih sebuah nama yg cenderung kebarat-baratan,..Seperti misal : Michael,,Angel,,Alex,,Catrine,,Richie,,atau bahkan Jose Fernando.HAHAHAHhahahHHahaahaha….(kayak nama pemain telenovela aje bRuR)..Kenapa mereka tidak bangga dengan nama2 yg berasal dari negeri sendiri,,biarpun terdengar agak kuno.Seperti misal : Budi,,Supri,,Bejo,,Tejo,,Supratman,,atau mungkin Suminto (kalau yg ini ke jadulan kayaknya..HEHHEHheHeHHEHHEeee)..Bner2 anak muda jaman sekarang..
    Satu lagi kawand muda,,.Sekarang soal budaya…Tidak jauh beda dengan yg laen2nya.Soal budaya ini anak2 muda tambah lebih parah kayaknya…HuuUuuFfffh..,.(Apa yg terjadi? ? ?).Di negeri kita sendiri ini ada berapa alat musik daerah yg ada..!!!Ratusan mungkin. ,. (Kayak iklan ajah ratusan..ratusan,,HEHEHHHEHEEHHhhehhehee)..Tapi menurut hasil survey 8 dari 10 anak muda Indonesia cenderung tidak bisa memainkan alat musik dari daerahnya masing2..Justru yg lebih bisa memainkan alat musik tradisional seperti gamelan,,angklung,,kecapi,,dan sebagainya itu ialah orang2 dari luar negeri sana (Gile Bener!!!).Tidak menutup memungkinan kalau budaya kita bisa di CLaim dengan gampangnya oleh negara laen…
    Jadi kesimpulannya kawand2 muda..Kita sebagai muda mudi Nusantara,..ialah harus menghargai benar apa yg sudah kita miliki,.Jaga dan pertahankanlah aset budaya kita yg tak ternilai harganya…
    sAvE ouR ciViLiZatEon

    Friday 28 August 2009

    GayA BeBaS AnAK mUdA di eRA infORmAtiKA

    Apa yg kalian pikirkan tentang dunia anak muda saat ini....!!!!!!!Gaya Bebas Anak Muda di Era Informatika.hUUUuuuuuFFffhhhhh,,.Sungguh benar tidak di mengerti ketika hidup di jaman globalisasi.Hanya daya tarik yang bisa orang beli,itulah modal utama yang dimiliki.Benar-benar aneh....???
    Kaula muda sekarang seakan tidak mengerti arti kreativitas membuat hal yang baru,lebih indah dan bisa menjadikannya berbangga hati sendiri.
    Yang ku twmui akhir-akhir ini para muda hanyalah ingin tampil lebih kernd,gaul or apalah itu...Yang menjadikannya seolah tampil beda.Hanya cenderung memelihara gengsi semata dan senang menghabiskan setumpukan materi yang berasal dari orang tuanya.
    Seperti membeli accesoris2 anak muda dengan harga yang cenderung mahal,atau barang-barang ber-Branded.
    Dan kebanyakan dari mereka hanya akan menjadikan dirinya dangkal kreativitas.Bahkan mereka tidak bisa berpikir untuk maju?...Walaupun hanya sekedar menciptakan karya-karyanya yang original.Namun cukup wajar saja kalau sebagian besar anak muda berperilaku seperti itu.
    Karena dalam masa labil untuk beralih menjadi jati diri yang sebenarnya.
    What do you think about it ? ? ?