Top Menu

Sunday 25 April 2010

SURI

SURI resmi berdiri pada pertengahan 2008 ditengah degradasi drastis kualitas industri musik nasional dan derasnya invasi massal band-band pop melayu.
 Jika anda ingin mendengar sesuatu yang berbeda dalam industri musik nasional saat ini sebaiknya anda bersiap untuk menyambut kedatangan gelombang hantaman stoner rock ala SURI.
Musik SURI sangat khas dan berat, downtuned, heavy blues dan Psychedelic riffs kerap mendominasi disetiap lagu mereka. Sekilas terdengar nuansa gurun/padang pasir yang tandus dan aspal panas layaknya neraka jika mendengar karakteristik sound SURI.
SURI digawangi oleh ke empat pemuda yang tak lain adalah Rito (Vokal & Gitar), Mr. Alunx (Gitar), Gan Dung (Bass) & Didit Bremi (Drums). Berawal dari jam session biasa yang kemudian tercipta nya beberapa nada Psychedelic dan riff yang bernuansa low dry heavy presence. Sejak saat itu SURI praktis menetapkan haluan genre mereka sebagai salah satu barisan stoner rock tanah air. SURI mulai mengisi event-event baik yang berskala kecil atau pun besar.
Single "Ether" sering mengudara di chart radio-radio ibukota saat ini. Musik SURI adalah perpaduan maut antara band Black Sabbath dan Kyuss.
Alunan vokal Rito yang kasar ditambah dengan raungan gitar Mr. alunx yang tebal menghasilkan suatu gambaran cadas nan impulsif yang disambut oleh pukulan-pukulan agresif, Didit Bremi sang drumer, yang sesekali memadukannya dengan sayatan tajam bass Gan Dung. Suatu hasil karya dan suguhan penampilan yang wajib anda simak!

Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • Thursday 15 April 2010

    NO LABEL

    NO LABEL adalah sebuah band punk rock dari Jakarta, Indonesia yang dibentuk pada tahun 1997, waktu itu Apenk, sang gitaris berambisi untuk membentuk sebuah band punk.
      Setelah lulus dari SMA dan mulai kuliah ia bertemu teman baru di kampusnya yang bernama Isan, mereka berdua memiliki dasar kesamaan dalam mendengarkan musik punk. Tiba-tiba muncul ide Apenk untuk merekrut Isan dan membentuk sebuah band dengan nama "Inhaler".
    Kemudian Apenk mencoba merekrut Fatulo pada vokal dan Dewex pada bass, dalam formasi awal mereka mulai memainkan lagu-lagu band punk seperti NOFX, Bad Religion, LagWagon dan Not Available. Tak lama berselang, Dewex merekrut temannya yang lain bernama kodil untuk mengisi posisi drum dan Qibenk untuk mengisi posisi rhytm gitar.
    No Label membuat sebuah mini album mereka yang pertama setelah melalui proses rekaman yang singkat. Mini album tersebut bernama "Huaaa ..!!" dengan kualitas sound yang minimalis dan tidak matang, mereka mencoba menawarkan mini album mereka kepada sebuah label indie lokal yang akhirnya menarik minat sebuah label bernama Pinball Records untuk merilis mini album No Label sebanyak 400 kopi.
    Pada tahun 2003, di luar dugaan tiga personil NO LABEL secara mengejutkan keluar dari band lalu Apenk merekrut Yusek untuk menempati posisi bass dan Ali dari band SPEAK UP pada posisi lead guitar dan Anton dari band FAST CRASH untuk menggantikan posisi kodil pada drum. Tiga personil baru tersebut akhirnya bergabung dengan No Label hanya dalam jangka waktu tertentu saja dan banyak mempengaruhi musik No Label.
    Tak lama kemudian masuklah seorang gitaris yang menggantikan posisi Ali bernama Ayie yang tak lain adalah seorang gitaris dari band metal punk rock bernama "WORST CASE SCENARIO". Sekarang No Label siap menggebrak panggung underground dengan formasi solid terakhirnya.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • THE ADAMS

    The Adams berdiri di Jakarta, bermula dari sebuah hubungan pertemanan disebuah kampus seni bernama Institut Kesenian Jakarta.
    Di tahun 2002, Ario Hendarwan (vokal/gitar), Bawono "Beni" Adhiantoro (drum), Martino "Tino" Runtuhaku (gitar) dan Setyo Dwiharso (bass) - semuanya mahasiswa di Institut Kesenian Jakarta - mulai berjam session bersama dan menciptakan lagu-lagu orisinil yang menggabungkan distorsi cadas garage rock dengan harmoni vokal yang memukau.
    Setelah sempat dikenal sebagai Lonely Band, Tyo mengusulkan nama The Adams yang diambil dari "Adam dan Hawa", karena seluruh personel band berjenis kelamin pria. Akhirnya Tino dan Tyo meninggalkan The Adams, Beni beralih ke bas, sementara Saleh Husein "Ale" Mahfud (juga anggota White Shoes & the Couples Company) dan Bimo Dwipoalam bergabung, masing-masing pada gitar dan drum.
    Di tahun 2005, The Adams melepas album pertama yang self-titled dan menelurkan single "Konservatif" serta "Waiting", dua lagu yang juga ditampilkan dalam film sukses Janji Joni.
    Di akhir tahun itu, Beni meninggalkan band agar bisa lebih fokus dalam posisinya sebagai drummer The Upstairs, sementara Bimo pindah ke Bali untuk melanjutkan studi, Arfan (alias Apoy), gitaris Karon 'N Roll, direkrut sebagai bassis, Gigih Suryoprayogo Setiadi (alias Kiting) dari It's Different Class mengambil alih posisi Bimo di balik drum, dan Retiara Haswidya Nasution (alias Kaka), yang sebelumnya menjadi kibordis untuk keperluan panggung The Adams, diangkat menjadi anggota tetap.
    Di tahun 2006, formasi baru The Adams melepas album "v2.05", di mana mereka mengembangkan sound yang lama dengan struktur lagu yang lebih rumit dan harmonisasi lima vokal yang membius. Lewat lagu-lagu hit "Halo Beni", "Hanya Kau" dan "Selamat Pagi Juwita" dan aksi panggung yang seru, The Adams telah menjadi salah satu band yang patut diperhitungkan di Indonesia.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/
  • DEAD VERTICAL

    Dead Vertical berdiri pada 22 November 2001 di sebuah kawasan di pinggiran Jakarta Timur, dengan formasi awal Iwan-Vocals, Boy -Guitars/Backing vocals, Bony-Bass dan Andriano-Drums.
     Seiring dengan berjalannya waktu maka Dead Vertical telah mengalami beberapa kali pergantian personil, yakni pada pertengahan 2003 Andriano (Drums) mengundurkan diri karena kesibukan kerjanya, kemudian posisinya digantikan oleh Bimo yang bertahan hingga Maret 2004 (setelah rilis album pertama "Fenomena Akhir Zaman") kemudian ia mengundurkan diri.
    Selanjutnya posisi Drummer digantikan oleh Arya dari (Formyblood) hingga sekarang. Pada akhir 2005 Iwan (Vocals) mengundurkan diri karena kesibukan kerja dan posisi Vocals digantikan oleh Boy yang tetap memegang posisi Guitars.
    Dead Vertical mempunyai arti "MATINYA HUBUNGAN VERTIKAL ANTARA TUHAN DENGAN MANUSIA". Nama ini terinspirasi oleh fenomena kehidupan di era sekarang dimana dunia telah dipenuhi oleh kebencian, kekacauan, pembantaian, dan penyesatan secara global karena banyak manusia yang telah melupakan Tuhannya.
    Dead Vertical terinfluence oleh band-band seperti Napalm Death, Terrorizer, Slayer, Sepultura, Brutal Truth, Righteous Pigs, Massacre, Nasum, Lock Up, Rotten Sound dan lain-lain. Lirik-lirik yang diteriakkan bertema sosial dan seputar kehidupan sehari-hari yang dikemas dalam bentuk genre Grindcore.
    Hingga saat ini Dead Vertical telah menghasilkan beberapa karya musik antara lain Split tape dengan band Hardcore Philipina-Human Error (No Label records 2003), Album Pertama "Fenomena Akhir Zaman" (The Eye Music 2004), Mini Album "Global Madness" (Dead Vertical 2006) dan beberapa kompilasi Death Metal-Hardcore.

    Taken From :



  • http://www.inilah.com/